Pesan dari Polda PMJ untuk Anak-anak Citayam

Penulis:   Yon Bayu Wahyono | Editor:  Yon Bayu Wahyono
oleh
Terowongan Kendal. Foto: ist

JAKARTA, Metasatu.com – Sulit dibayangkan kawasan Jalan Sudirman dan tempat-tempat lain di Jakarta bisa menjadi kawasan bermain baik warga tetangganya. Namun kini bukan hal yang aneh jika anak-anak dari Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi hingga Karawang menikmati keindahan sore di Jakarta.

Hanya dalam waktu 4 tahun, gerakan untuk menciptakan kawasan publik ruang ketiga yang nyaman dan berlaku setara untuk seluruh warga terwujud. Ruang ketiga, setelah rumah sebagai ruang pertama dan kantor yang menjadi ruang kedua, adalah gagasan yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

Kini banyak tempat seperti trotoar, jembatan penyeberangan orang (JPO), terowongan penyeberangan, hingga taman-taman di sudut kota yang semula kumuh dan hanya “sekedar ada” berubah menjadi tempat nongkrong yang nyaman, akrab dan merasa setara tanpa sekat atas dasar strata ekonomi.

Kawasan Jalan Sudirman yang sampai 5 tahun lalu hanya “milik” orang kaya bermobil, sehingga motor dilarang lewat, kini menjadi ruang publik yang setara. Orang berjalan di trotoar saat ke dan dari kantor, bersepeda, atau anak-anak bermain skateboard, menjadi pemandangan yang lumrah.

Jembatan penyeberangan orang Dukuh Atas. Foto: Ist

Tidak heran jika istilah SCBD ikut “berubah”. Jika aslinya Sudirman Central Business District yang terkesan menegaskan supremasi orang-orang kaya, kini menjadi Sudirman-Citayam, Bojonggede – Depok, yang merefleksikan semangat kesetaraan itu.

Membludaknya wisatawan tetangga di ruang-ruang publik di Jakarta, mendapat perhatian Polda Metro Jaya mengingat saat ini masih pandemi meski kegiatan masyarakat telah dilonggarkan.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan, kehadiran para remaja di Terowongan Kendal, Dukuh Atas hingga kawasan Sudirman, tidak menjadi masalah.

Hanya saja, karena situasi Indonesia masih pandemi Covid-19, Zulpan mengimbau supaya mereka tidak berkerumun di satu tempat dalam jumlah besar.

Selain itu, ada batasan untuk nongkrong di ruang publik hingga pukul 22.00 WIB.

“Kemarin juga sudah ada pernyataan dari pimpinan daerah (gubernur( termasuk kita (kepolisian) menyampaikan bahwa pembatasan hanya sampai jam 22.00 WIB. Kalau masih ada kumpul-kumpul kita menghimbau untuk bubar,” ujar Zulpan dikuitp dari Tempo, kemarin.

Taman Bermain

Selain Terowongan Kendal, JPO Karet, trotoar Sudirman-Thamrin, para remaja Citayam juga banyak yang memanfaatkan taman-taman yang telah direvitalisasi sekedar untuk ningkrong atau selfire.

Sebut saja Tebet Eco Park, Taman Suropati, Taman Lapangan Banteng, Taman Cattleya, Taman Sambas, dll. Dalam beberapa hari kedepan, juga akan dibuka Taman Literasi Christina Martha Tiahahu.

Wajah baru kawasan Pasar Senen. Foto: Ist

Kawasan lain yang dapat dimanfaatkan anak-anak Citayam adalah kawasan Cikini, Pasar Senen, hingga kawasan Harmoni hingga Kota Tua yang telah banyak berubah sehingga menjadi destinasi bermain yang ramah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *