Penginjak-injak Kapolsek Gambir Bukan Mahasiswa

Penulis:   Yon Bayu Wahyono | Editor:  Yon Bayu Wahyono
oleh
Ilustrasi Demo Mahasiswa. Foto: ist

JAKARTA, Metasatu.com  – Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin memastikan massa yang menginjak-injak Kapolsek Gambir Kompol Rango Siregar bukan mahasiswa yang sedang melakukan damai di Patung Kuda Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2022) sore.

Menurut Kapolres, ada sekelompok massa yang baru tiba langsung melakukan provokasi dengan memaksa menerobos barikade pengamaman yang dilakukan kepolisian.

“Terjadi tindakan provokasi sehingga ada anggota kami menjadi korban, termasuk Kapolsek Gambir,”  ujar Komarudin seperti dikutip dari Tribun.

Komarudin menjelaskan, awalnya aksi penyampaian pendapat oleh mahasiswa berlangsung damai.  Namun secara tiba-tiba datang sekelompok massa menggunakan kendaraan umum. Mereka langsung berteriak-teriak memprovokasi massa dan merangsek ke arah barikade penjagaan.

“Jadi kronologi saat aksi berlangsung ada kelompok baru yang memasuki aksi, mereka memaksakan diri menerobos barisan petugas yang saat itu sedang mengamankan atau memisahkan aktivitas masyarakat dengan yang aksi,” ucap Komarudin.

Komarudin memastikan massa yang berbuat kericuhan itu bukan kelompok mahasiswa.

Akibat insiden saling dorong itu, Kapolsek Gambir terjatuh dan terinjak-injak massa aksi. Rango kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan dan dilakukan rontgen di rumah sakit.

“Kapolsek Gambir sekarang dilarikan ke rumah sakit, tadi sempet terjadi dorong-dorongan dan sempat jatuh kemudian diinjak oleh massa tersebut,” ucap Komarudin.

a bukan mahasiswa, melainkan orang-orang yang memang berniat berbuat kericuhan.

Tak hanya Kompol Rango Siregar, dalam aksi ricuh ini terdapat salah satu petugas yang juga menjadi korban. Saat ini polisi telah mengamankan 26 orang. Semuanya bukan mahasiswa, melainkan orang-orang yang memang berniat berbuat kericuhan.

Seperti diketahui, demo BEM kampus-kampus Muhammadiyah menggelar aksi unjuk rasa bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Mahasiswa menuntut penurunan harga minyak goreng  dan menolak proyek Ibu Kota Negara (IKN) karena menggunakan APBN sehingga membebani rakyat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *