Pelaku Ekraf Cilacap, dari Diskusi Jadi Aksi

Penulis:   Gita Fetty Utami  | Editor:  Gita Fetty Utami
oleh
Tetti Rohatingsih saat menjadi narsum, didampingi Paiman dan Insan Indah Pribadi sebagai moderator. Foto: Gita FU

CILACAP, Metasatu.com — Sebanyak 30 peserta Pelatihan SDM Ekraf Berbasis Media dan Desain antusias mengikuti kegiatan hari kedua, yakni Diskusi dan Jejaring Pelaku Ekraf (ekonomi kreatif), di Ruang Fatboy 21 Hotel Hom Premiere Cilacap, Kamis (19/5/2022) siang.

Hadir sebagai narasumber diskusi, anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Golkar Teti Rohatiningsih, dan Plt Kepala Disporapar Cilacap Paiman. Diskusi dipandu oleh Ketua Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Cilacap Insan Indah Pribadi.

Selain berdiskusi mengenai bidang-bidang yang mungkin dikembangkan sebagai ekonomi kreatif, peserta juga mendapat kesempatan melakukan tanya jawab dengan narasumber.

Doni Nugroho, seorang peserta dari Kecamatan Gandrungmangu, mengungkapkan bidang ekraf yang tengah ditekuninya. Ia yang sebelumnya pemusik, kini menjadi petani milenial.

Ia menyebutkan saat ini memiliki Tim Petani Milenial di wilayah Cilacap bagian barat. Anggota tim Doni berasal dari anak SMA dan Mahasiswa. Mereka tengah menekuni usaha perkebunan cabai.

Doni menyebutkan kendala yang dihadapi oleh ia dan tim berupa terbatasnya sarana, serta masih serba manual. Sehingga ia menanyakan alur untuk mengakses bantuan sarana dan prasarana bagi petani milenial.

“Misalnya traktor, terpaksa kami pinjam milik petani dari salah satu Gapoktan,” ungkapnya.

Peserta Pelatihan SDM Berbasis Media dan Desain kala menyimak keterangan narasumber diskusi. Foto: Gita FU

Menurut Teti usaha yang ditekuni oleh Doni dan tim termasuk ranah hortikultura. Jika ingin mengajukan permohonan bantuan traktor bisa melalui Komisi IV DPR RI. Namun penyaluran bantuan akan lebih mudah lagi jika Doni telah memiliki atau bergabung dengan Gapoktan.

Teti juga memberi saran terkait penanaman cabai.  “Suburkan dulu tanahnya, gunakan pupuk kombinasi (kimia dan alami) agar imbang. Setelah Ph tanah bagus dan siap ditanami, cari bibit yang bagus,” pesannya.

Teti menjabarkan sasaran ke depannya adalah kelompok milenial. Ia ingin mengibarkan program Pemuda Membangun Desa.

“Nanti ada hortikultura, peternakan, perikanan, umbi-umbian. Misal menanam bawang merah. Kebutuhan bawang merah Cilacap itu masih kurang 4000 Ton. Selama ini kita masih impor dari daerah tetangga. Tapi kalau bisa memberdayakan anak daerah sendiri ya, kita bisa stop impor nantinya,” tegas Teti.

Saat ini Teti menyebut programnya mulai berjalan di daerah Cimanggu. Di mana hasil panen bawang merah petani bisa dijual ke Caringin, Cirebon, dan Jakarta.

Ada pula peserta lain yang ingin menduplikasi program pemberdayaan ibu rumah tangga yang telah terbukti sukses, agar tidak terjerat hutang pada rentenir/bank harian.

Menurut Teti ada bantuan modal atau hibah sarana prasarana yang bisa diakses oleh warga, melalui Dinas terkait maupun Baznas.

“Misalkan yang ingin berdagang untuk membantu perekonomian keluarga, bisa meminta bantuan gerobak ke Baznas,” ujar Teti.

Pemuda Cilacap Harus Bangun Daerahnya

Ketika ditemui terpisah, Teti menyatakan mengapresiasi kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Disporapar ini.

“Karena pasca pandemi kita terus bergerak. Peningkatan ekonomi nasional harus dimulai dari bawah. Jadi kalau Kabupaten/Kota sudah baik maka ekonomi tingkat nasional akan baik,” komentarnya pada Metasatu.

Teti melihat peluang potensi di wilayah Cilacap luar biasa. Dan memang harus ada pendampingan dan motor penggerak baik dari Kepala Wilayah maupun Dinas terkait.

Menurutnya, anak-anak bangsa ini punya potensi tapi tidak punya wadah, sebagai penyaluran potensi.

“Maka saya apresiasi pemuda-pemuda yang antusias ingin membangun daerahnya melalui ekraf di Kabupaten Cilacap. Baik itu kuliner, desain, perikanan, peternakan,” ucapnya.

“Tidak harus jadi pegawai negeri, tidak harus bekerja di luar. Kalau memang potensi dikelola dengan baik insyaallah Kabupaten Cilacap bisa sejahtera secara merata,” tambahnya.

Birokrasi Dipermudah

Teti menyebutkan dukungan dari OPD terkait terhadap potensi ekonomi masyarakat sudah bisa dilihat dan dirasakan.

“Kalau bentuknya UMKM atau produk yang khas Cilacap, ada pendampingan perizinan, packaging, mungkin juga sarpras yang diberikan secara hibah untuk pelaku ekraf dari Pemkab,” ungkapnya.

“Termasuk soal permodalan dari Perbankan sudah kerjasama dengan Pemda,” tambahnya lagi.

Birokrasi perizinan maupun pengajuan permohonan bantuan pun kini lebih singkat. Namun Teti menyebutkan bantuan berupa hibah akan lebih mudah turun bagi pelaku ekraf yang telah memiliki wadah/kelompok.

“Karena memang semua bantuan hibah sudah terdaftar di Dinas dan Kemenkumham. Jadi tidak serta merta uang negara untuk per orangan. Meskipun nantinya (setelah turun) dari kelompok dibagi ke orang per orang, atau anggota kelompok tersebut,” tutup Teti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *