CILACAP, Metasatu.com — Koordinator LSM Seroja Ekanto Wahyuning Santoso kembali angkat suara perihal Pengumuman Penetapan Hasil Akhir Seleksi Terbuka Pengisian JPT Pratama Kabupaten Cilacap Tahun 2022.
“Apresiasi saya terhadap pengumuman di website (Senin, 20/6/2022). Namun tetap saya mengkritisi karena di situ tidak ada nilai. Siapa dapat nilai berapa, artinya masyarakat masih merasa belum ada transparansi yang diharapkan dari PemKab Cilacap terkait bidding,” ucapnya pada Metasatu, Selasa (21/6/2022).
Menurutnya, saat ini belum terlambat bagi Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji untuk menyampaikan kepada masyarakat perihal nilai yang diperoleh para calon Kepala OPD hasil seleksi Pansel.
“Ini bisa menjadi satu masukan, belum terlambat, Bupati Cilacap bisa memberikan informasi nilai dari 3 besar di 7 OPD kepada masyarakat. Sehingga Bupati Cilacap benar-benar orang yang terbuka dan transparan,” harapnya.
Ekanto juga menyampaikan apresiasi kepada Pejabat Eselon 3A dan 3B yang telah mengikuti bidding.
“Salut pada pejabat yang punya keberanian ikut mendaftarkan diri sebagai kepala di 7 OPD itu. Walaupun saya meyakini mereka sudah mendengar slentingan kabar tentang siapa akan mengisi jabatan apa, mereka tetap mendaftarkan diri,” komentarnya.
Lazimnya, kata Ekanto, hal-hal semacam ini tabu. Maka dari itu ia menyampaikan himbauan kepada Pejabat lain untuk tetap berani mengikuti bidding, pada proses seleksi jabatan berikutnya.
“Sehingga Pansel, Pak Bupati akan lebih hati-hati lagi menentukan siapa yang layak mengisi jabatan tertentu. Walaupun rumor sudah beredar,” cetusnya.
Sedangkan terkait nama 3 besar pada 7 OPD yang kini berada di tangan Bupati, Ekanto berharap agar orang nomor satu di Cilacap itu tidak berlama-lama mengumumkan hasil akhirnya.
“Pak Bupati tidak perlu lama-lama, secepatnya sehingga tidak ada kesan negatif dari sebuah keputusan yang diambil. Lebih cepat lebih baik,” tandas Ekanto.
Senada dengan Ekanto, narasumber Metasatu dari lingkungan Setkab Cilacap pun mengkritisi tidak adanya nilai yang dicantumkan pada pengumuman.
Menurut narasumber yang enggan disebut namanya itu, ketiadaan nilai mengesankan ketidaktransparanan proses seleksi.
“Padahal nantinya yang terpilih itu kan menjadi pejabat publik. Seharusnya publik juga berhak mengetahui sejak awal seleksi,” kritiknya.
Metasatu lalu meminta konfirmasi kepada Sekda Cilacap Awaluddin Muuri yang juga bertindak sebagai Ketua Pansel, terkait nilai para calon Pejabat di 7 OPD.
“Pengumuman hanya mencantumkan 3 terbaik saja, Mbak, dan menurut abjad urutannya. Sedangkan yang terdapat nilainya untuk laporan ke KASN dan Bupati,” jelas Sekda melalui telepon.