Harga Cabai Tinggi, Berkah Bagi Petani

Penulis:   Komariah | Editor:  Komariah
oleh
Ulfa, Istri Udin saat menuang cabai hasil panen. Foto : Komariah

LUMAJANG, Metasatu.com — Kenaikan harga cabai membawa angin segar bagi sejumlah petani di Lumajang. Pasalnya, di saat komoditi cabai mengalami kenaikan harga, petani di Desa Oro-oro Ombo tengah memasuki masa panen.

Hal tersebut seperti yang dialami Udin (40), salah satu petani cabai merah keriting di Desa Oro-oro Ombo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang.

Dengan kondisi harga cabai saat ini dirinya merasa senang, apalagi kualitas tanaman cabainya cukup bagus dan produktif.

“Alhamdulillah, pas saya panen, harga cabai naik, berkah buat saya, buat keluarga saya,” ujarnya saat ditemui Metasatu di lokasi sawah, Jumat (17/6/2022) pagi.

Dikatakannya, saat ini harga cabai merah kriting di tingkat petani ke pengepul Rp. 50 ribu per kilogram, sedangkan harga di pasaran mencapai Rp. 90.000 ribu per kilogram.

Memasuki masa panen terhitung sejak dua pekan lalu, Udin mengaku sudah memetik hasil panen cabai yang ke-tiga kalinya. Dan selama tiga kali petikan, dari 5000 batang cabai miliknya sudah menghasilkan 300 kg cabai.

“Petik yang pertama, saya dapat 50 kg, trus yang ke-dua dapat 60 kg, dan ini yang ke-tiga kalinya dapat 200 kg, harga perkilo-nya masih pancet, Mbak, Rp.50 ribu,” ujar petani, yang menanam cabai merah keriting jenis Pilar tersebut.

Jika perawatannya bagus, katanya, dari 5000 batang tanaman cabai miliknya tersebut bisa menghasilkan 3 ton cabai dengan masa panen sampai 18 kali petikan.

Diceritakannya, pada panen cabai sebelumnya, dirinya pernah meraup keuntungan senilai puluhan juta rupiah.

“Pernah waktu itu saya panen, tapi harga cabai tidak semahal saat ini, cuma dikisaran Rp. (25 – 30) ribu per kilogramnya. Dari penjualan hasil cabai sebanyak 3 ton, saya mendapatkan total uang sebesar Rp. 85 juta, modalnya Rp. 40 juta,” bebernya.

Meski modal yang dikeluarkan untuk biaya operasional cukup besar, Udin bersyukur dengan perolehan hasil cabainya saat itu.

“Alhamdulillah, Mbak, saya dapat keuntungan Rp. 45 juta saat itu, meski pengeluaran untuk modal tanam cabai sangat besar, karena harga pupuk dan obat-obatan kan juga mahal,” katanya.

Menurutnya keberhasilan seorang petani, tidak melulu dilihat dari capaian harga, hasil panen yang melimpah dengan kualitas cabai yang bagus, itu yang bisa dijadikan tolak ukur kesuksesan seorang petani. Dan saat mendapati harga sedang tinggi itu adalah keberuntungan.

“Harga saat itu memang ndak terlalu mahal, cuma, karena tanaman saya produktif dan kualitasnya bagus, dan hal itulah sebenernya yang sangat membantu, coba kalau tanaman saya jebug (daun cabai kerdil, red) dan akhirnya gagal panen, meski harga cabai tinggi, ya ndak dapat untung, jangankan untung, modal saja ndak kembali,” jelasnya.

Tanaman cabai milik Udin dan salah satu pekerja kebun.

Lebih lanjut Udin mengatakan, meski tanaman cabainya kini sudah memasuki masa panen, namun perawatan secara maksimal masih terus dilakukan.
Terlebih saat curah hujan tinggi, pencegahan dini dengan melakukan penyemprotan secara rutin harus dilakukan.

“Biasanya kalau habis hujan lebat lingkungan di sekitar menjadi lembab dan muncul penyakit yang biasanya menyerang buah, seperti jamur cendawan dan ‘pathek’ (penyakit di musim hujan yang mengakibatkan busuk buah), antisipasinya ya disemprot pake fungisida biar ndak menulari tanaman lain,” paparnya.

“Dan untuk saluran pembuangan air di lahan juga harus diperhatikan sekali, bentar-bentar harus dikontrol, jangan sampai ada yang mampet. Kalau sampai ada bagian lahan yang digenangi air, akarnya bisa busuk trus tanemannya mati,” imbuhnya.

Udin berharap dengan perawatan optimal dan dengan harga cabai yang lumayan tinggi saat ini, hasil panen cabai miliknya makin melimpah, bisa memperoleh keuntungan lebih besar dari panen sebelumnya.

“Ikhtiar sudah saya lakukan, mudah-mudahan sampai akhir panen nanti hasil dan kualitas cabai saya masih bagus, karena dari hasil tanam cabai inilah yang menopang semua kebutuhan rumah tangga saya,” harapnya.

“Dan yang terpenting bisa buat modal usaha tanam cabai lagi,” tutupnya, menambahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *