Dosen Populer Sainul Ajak Revitalisasi Semangat Juang HMI

Penulis:   NEP | Editor:  Naim Emel Prahana
oleh
Ketua DPD IKA UII Kota Metro, 'Kanjeng' Sainul, SH,MH. Foto:NEP/Metasatu.com

METRO, Metasasatu.com—Sebagai gerakan intelektual, lahir dari kalangan mahasiswa tidak lepas dari setiap proses sejarah bangsa Indonesia, bertanggung jawab secara moral untuk mengawal setiap jejak proses berbangsa dan bernegara.

Penegasan itu dikatakan, Ketua DPD IKA UII Kota Metro, ‘Kanjeng’ Sainul, SH, MH disela-sela kehadirannya di acara pembukaan Intermedite Training—Latihan Kader (LK) II Tingkat Nasional yang dilaksanakan HMI Cabang Kota Metro di Hotel Grand Skuntum Jl Hasanuddin Metro Timur, Kota Metro, Jumat (10/3/2023).

Dalam percakapan dengan—juga sebagai pengurus PD KAHMI Kota Metro, Sainul menjelaskan, telah menjadi menjadi komitmen bangsa untuk merdeka dan mengisi kemerdekaan setiap waktu. Kader HMI bagian anak bangsa tentu bersama elemen lainnya berkawajiban sama mengawal bangsa dan negara ini.

“Dengan semangat muda intelektual religius dan keindonesiaan. Hal ini relevan dengan nilai agamis ber-KeTuhanan yang Maha Esa, menjunjung tinggi peri kemanusiaan, menjaga negara kesatuan, mengedepankan musyawarah untuk mufakat dan mewujudkan keadilan sosial,” jelas dia sambil menenggak segelas kopi bersama Ketua PD KAHMI Kota Metro, H. Amrulloh, SH, MH, Yadi Lampunyai, SH, Lukman L Sanjung (Ketua DPD KNPI Kota Metro), Yefri Febriansyah (Ketua Bidang Hukum dan HAM PB HMI), Naim Emel Prahana, SH (budayawan) serta Yuki (pengurus HMI Metro) .

Dikatakannya, setiap masa senantiasa berubah, maka HMI-pun harus mampu menyesuaikan diri dalam mengisi perjuangannya, selanjutnya disebut revitalisasi, bersama bangsa dan negara mewujudkan Indonesia emas 2045 era 5.0 target capaian bangsa dan berdaulat menjaga, mengisi dan mengawal kemerdekaan.

Untuk itu, urai alumni FH UII Yogyakarta itu, sifat organisasi HMI adalah perjuangan maka kader HMI sudah semestinya dikader dan diberi pendidikan dan pelatihan melalui latihan kepemimpinan (LK). Tanpa kader yang memiliki bekal keilmuan, sekill serta wawasan luas maka tak akan mampu melaksanakan tugas membersamai membangun negara ini.

“Ada dua sisi perjuangan dalam HMI yaitu, pertama fungsi tool of engineering bersama rakyat dan pemerintah senantiasa melakukan inovasi baik lahir dari para kader dari kajian-kajian dan atau bersama pemerintah,” tegasnya.

Sisi kedua, tambahnya fungsi kritik, mengingatkan semua pihak, baik pemerintah, kelompok masyarakat dan individu yang berpotensi merusak negara, mengganggu pembangunan bangsa dan negara, sesuai aturan hukum yang mesti dihormati, dan dapat juga berujung pada gerakan aksi jika diabaikan.

Lebih spesipik Sainul yang juga dosen IAIN Metro itu mengatakan, HMI dan Kader HMI mengacu kepada nilai Islami, berjuang dengan mengingatkan, baik dengan bujuk rayu atau sebaliknya marah. Menggunakan tangan baik secara merangkul dalam kebersamaan atau dikebaskan jika dipandang merusak.

Saat ini HMI tidak boleh hilang jati dirinya dan harus mampu mengikuti jaman, maka setiap kader HMI wajib merevitalisasi diri agar mampu berjuang dan mengisi kemerdekaan mewujudkan Indonesia Emas 2045 berbasiskan tekhnologi era 5.0.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *