Di Festival Kopi Ngawi, Penikmat Rela Antri Demi Secangkir ‘Keris’

Penulis:   Dian | Editor:  Dian
oleh
Bupati Ngawi Ony Harsono, bersama pembeli menikmati kopi di festival kopi Ngawi

NGAWI, Metasatu.com – DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ngawi yang diketuai Dwi Rianto Jatmiko, punya gawe. Kali ini kegiatannya adalah memanjakan masyarakat Ngawi, khususnya penikmat kopi dengan digelarnya Festival Kopi selama dua hari, yakni Kamis sampai dengan Jumat (26-27/5/2022).

Ketua yang akrab dipanggil Antok menyatakan bahwa kegiatan ini adalah untuk menguji cita rasa kopi tanah air dan sulang kopi massal untuk memecahkan rekor MURI secara hybrid serentak se-Indonesia.

Acara yang dilaksanakan di jalan tengah alun-alun Ngawi menyedot perhatian masyarakat, tak kurang dari seratus pengunjung yang datang saat pembukaan festival.

Ada 11 stand pembuat ataupun penyaji kopi yang disediakan panitia yakni The Real, Ruang Atas, Boni Cafe, THX, Omah Jengki, Anthurium, Portal Fighter, P. Bhe, Kangen, Glory dan Kopi Keris.

Di hari kedua, sesaat setelah sholat Jumat, banyak pengunjung yang menikmati kopi karena lokasinya yang tidak jauh dengan Masjid besar.

Kedai Kopi Keris yang berada di ujung adalah salah satu stand yang menarik para penikmat kopi. Aroma kopi hitam yang diseduh air panas terbawa angin, memaksa pengunjung rela antri demi secangkir kopi bermerk ‘Kopi Keris’.

Seperti komentar Kanang, mantan Bupati Ngawi, “Iki jenenge kopi tubruk khas Ngawi. Ini namanya kopi tubruk khas Ngawi. Rasane nikmat, harga merakyat.”

Lain lagi komentar Bupati Ngawi H Ony Harsono, “Semakin mantap rasanya.”

“Harumnya kopi yang diseduh kui loooo, nggoda idungku untuk ke sini. Harumnya kopi yanh diseduh menggoda hidung saya untuk ke sini,” celetuk Rike, istri Camat Widodaren.

“Rasane jiaaaan enak tenan, koyok ning omah wae. Rasanya memang sangat enak, seperti di rumah saja,” tandas Irawan, salah satu penikmat kopi Keris

Noermanda, pemilik kedai ‘Kopi Keris’ mengungkapkan bahwa Kopi Keris miliknya memang disajikan khas warung angkringan. Dengan cangkir kecil, direbusnya juga pakai ketel.

“Ancen dibuat cara ndeso, Mbak. Biar penikmat kopi ngrasakne suasana omah. Memang dibuat seperti di rumah dengan penyajiannya pakai cangkir, agar penikmat kopi merasakan suasana keluarga yang hangat,” jelas Noer.

Harganya yang murah meriah di kedai Kopi Keris dengan andalan kopi hitamnya menjadi salah satu kedai yang paling padat pembelinya.

“Namanya juga kopi rakyat, ya cukup lima ribu rupiah percangkirnya, pembeli dapat merasakan kehangatan keluarga seperti di rumah,” tambah Ibu dua anak tersebut.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *