CILACAP, Metasatu.com — Forum Anak Desa Kuripan dan PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) Kebun Belajar Semesta Alam meluncurkan program Pelatihan Tilawah Anak dan Remaja, di Balai Desa Kuripan, Jalan Kendeng, Kuripan, Kecamatan Kesugihan Cilacap, Jumat sore (8/4/2022). Peluncuran program ini dibarengi pembukaan secara resmi Pasar Ramadhan Kampung KB Dahlia.
Kepala Desa Kuripan Heni Hernafianto, S.Pt. mengungkapkan kegembiraannya melihat kehadiran puluhan anak dan remaja untuk belajar tilawah bersama-sama.
“Biar adek-adek tidak hapean terus, ya. Hapean boleh saja tapi harus dibatasi. Tadi Pak Lurah keliling ternyata banyak teman-teman, adik-adik kita yang sedang kumpul mabar (main game bareng). Ya mabar boleh tapi harus ada waktu. Memang teknologi itu bukan untuk dijauhi. Tapi dalam penggunaannya harus ada batasan-batasannya,” pesannya.
Jauhkan Anak dari Gawai
Ketua Tim Penggerak PKK Susianti mengungkapkan pesan senada. Program pelatihan tilawah ini sengaja digagas demi membatasi waktu anak bermain gawai. Pengajarnya berasal dari lingkup Fatayat NU Desa Kuripan.
“Fungsi PATBM adalah pencegahan dan penanggulangan kenakalan anak. Karena anak-anak suka sekali bermain gadget akhirnya kita ubah ngabuburitnya dengan cara tilawah. Jadi Forum Anak Desa dan PATBM punya kegiatan seperti ini setiap hari Jumat dan Ahad,” ungkap Susianti pada Metasatu, Jumat (8/4/2022).
Selain tilawah, ada pula program bermain dengan alat permainan tradisional, serta program literasi. Kesemuanya dirancang sebagai upaya memberi alternatif kegiatan positif bagi anak dan remaja Desa Kuripan. Agar mereka dapat teralihkan sejenak dari bermain ponsel selama bulan Ramadhan.
“Anak-anak yang hadir di sini adalah perwakilan dari 4 SD, 1 MI, dan 4 TPQ,” imbuh Susianti.
Nurul Maemunah, pendiri Kebun Belajar Semesta Alam sekaligus koordinator Forum Anak Desa Kuripan, di tempat terpisah menuturkan kendala pada program terdahulu.
“Program pelatihan tilawah yang pertama kali (tahun 2021) kurang sukses, Mbak. Karena faktor lokasi kurang strategis. Dulu masuk (tempatnya), nggak kayak sekarang di pinggir jalan. Penjual dan pembelinya juga kurang greget. Tapi ya maklum, tahun lalu itu kan event perdana, belum pengalaman Mbak,” aku Nurul pada Metasatu. (*)