JAKARTA, Metasatu.com – Tragedi perayaan Halloween yang menewaskan 154 orang dari 14 negara berbeda di Itaewon, Seoul, Korea Selatan menyisakan kepedihan mendalam. Mengapa ribuan orang dari berbagai negara rela berdesakan di Itaewon?
Itaewon dikenal sebagai tempat yang dihuni beragam etnis. Bukan hanya dari Korea, namun juga luar negeri. Itaewon disebut-sebut juga sebagai daerah yang sangat permisif bagi pasangan LGBTQ. Bukan hal yang aneh jika di tempat ini pasangan sejenis memamerkan kemesraan di depan umum.
Namun di sini juga terdapat masjid yang konon terbesar di Korea. Hal itu bisa dipahami karena banyak warga migran dari kawasan Asia Tenggara dan Selatan yang beragama Islam.
Itaewon mengalami transformasi kultural sejak dijajah Jepang hingga kemudian menjadi pangkalan militer Amerika Serikat, meski sekarang sudah dipindah. Masih banyak warga yang menggunakan bahasa Jepang dan Inggris di Itaewon.
Menurut YouTuber Koreo Jang Hansol Itaewon merupakan tempat yang berisi beragam budaya. Selain itu, tempat tersebut memiliki banyak tempat makan.
“Itaewon ini adalah tempat yang bisa dibilang di Seoul di Korea, tempat yang paling beragam budayanya, di situ ada internasional food dari makanan Turki, Indonesia. Dan restoran Indonesia yang enak pun di situ, restoran India, Malaysia banyak banget, makanan halalnya banyak banget,” kata Jang Hansol melalui YouTube Korea Reomit yang dilihat Metasatu, Senin (31/10/2022).
Lebih lanjut, Jang Hansol membeberkan fakta menarik tentang Itaewon. “Dulu tuh basecamp-nya tentara Amerika dekat banget di Itaewon, sehingga banyak orang-orang Amerika tinggal di situ. Sehingga makanan halal juga banyak, baju ukuran besar banyak,” tutur Jang Hansol.
Menurut Jang Hansol, Itaewon seperti daerah multikultural, tempat beragam budaya. “Internasional roads gitu.”
Dari situlah yang membuat banyak orang menyambangi Itaewon. Apalagi saat ini didukung dengan cuaca di Korea yang memasuki musim gugur.
“Diakibatkannya itu, mungkin ya, setiap halloween semua orang, kalau setiap perayaan itu harus ke Itaewon. Apalagi waktu Oktober gini, ini musim gugur, sejuk gitu lho, cuaca yang cocok jalan-jalan gitu,” ucap Jang Hansol.
Selain itu, perayaan halloween ini bisa dibilang untuk pertama kalinya digelar tanpa masker setelah tahun-tahun sebelumnya terhalang pandemi Covid-19. Jang Hansol mengaku hampir menyambangi Itaewon bersama sang istri, Jeanette.
“Jujur aku kemarin hampir ke sana (acara Halloween di Itaewon), nah rencananya abis makan malam bareng aku sama Jeanette itu parkir di mana terus aku naik kereta ke Itaewon,” ungkap Jang Hansol.
Sebelum tragedi ini terjadi, Jang Hansol memang berencana berangkat ke Itaewon untuk mengabadikan momen perayaan halloween. “Untuk melihat tempatnya. Dan menarik mungkin ya, kalau bikin konten halloween di Korea itu gimana,” tutur Jang Hansol.
Namun, karena berbagai alasan, ia tak jadi berangkat ke Itaewon. Jang Hansol pun kaget ketika mengetahui berita banyak korban berjatuhan di Itaewon.