KUDUS,Metasatu.com-Hal tersebut disampaikan Bupati Kudus HM. Hartopo saat membuka kirab dhandhangan di Alun-Alun Menara Kudus, pada Rabu (22/3).
Hadir dalam kirab ini, Bupati Kudus HM. Hartopo, Forkopimda Kudus, Pimpinan OPD, Camat berserta Lurah/Kepala Desa se Kabupaten Kudus, Dirut Perusahaan, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
Dalam sambutannya Bupati Hartopo mengatakan bahwa Dhandangan merupakan tradisi menabuh bedug menjelang Bulan Ramadhan.
“Tradisi Dhandangan biasa disebut dengan tabuh bedug, kita harus terus melestarikan budaya ini”, Ujar Hartopo.
Dirinya menjelaskan pada mulanya Dandangan merupakan tradisi berkumpulnya para santri menunggu pengumuman dari Sunan Kudus terkait penentuan waktu pelaksanaan Puasa Ramadhan.
Kini Dandangan menjelma menjadi pasar rakyat yang ramai dipadati pengunjung yang datang. Berbagai wahana bermain dan pedagang juga ikut meramaikan dengan menjajakan berbagai jenis kuliner daerah, permainan tradisional, dan kerajinan lainnya.
Lebih lanjut, Hartopo mengatakan bahwa tradisi ini bisa menjadi awal tanda kebangkitan ekonomi masyarakat yang sempat melemah akibat pandemi lalu.
“Semoga event ini dapat menggerakan ekonomi masyarakat hingga dapat menekan laju inflasi”, Hartopo.
Terakhir Hartopo menyampaikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan 1444 Hijriah kepada masyarakat kudus.
“semoga amalan-amalan dalam menjalankan ibadah puasa akan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Marhaban ya Ramadhan” tutup Hartopo.