LUMAJANG, Metasatu.com — Peristiwa tenggelamnya Rofiki (9), bocah laki-laki di sungai Gedang Kluthuk di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Lumajang, pada Selasa (10/6/2022) kemarin, adalah murni diakibatkan kelalaian orangtua.
Untuk itu diimbau kepada para orangtua agar tetap mengawasi anaknya di manapun berada, terlebih saat di pantai atau di lokasi sungai yang berpotensi mengancam keselamatan.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Kedaruratan Rehabilitasi dan Konstruksi BPBD Kabupaten Lumajang Joko Sambang, saat dihubungi Metasatu menanggapi peristiwa naas tersebut.
“Orang tua harus tetap menjaga anaknya jangan sampai lepas dari pengawasan, lebih- lebih anaknya masih di usia dini,” ujarnya kepada Metasatu melalui pesan suara, Rabu (11/5/2022).
Disampaikan Joko, juga untuk masyarakat dan para orangtua yang hendak berlibur di pantai atau wisata air, harus waspada diri dan selalu memperhatikan anaknya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Karena pengawasan orangtua sangatlah penting demi keselamatan anaknya.
“Terutama kaum ibu-ibu, disarankan untuk perhatikan anaknya, jangan sibuk sendiri. Karena saat melakukan pemantauan di wisata air, saya pernah menemukan seorang ibu berselfi saat di pantai, sementara anaknya yang masih kecil sudah hampir ke tengah laut,” ungkapnya.
“Harus diperhatikan anaknya, jangan sampai lepas pengawasan,” tegas Joko, menambahkan.
Diketahui sebelumnya, seorang bocah bernama Rofiki (9) tewas tenggelam di sungai Gedang Kluthuk atau Pancer di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun, pada Selasa (10/5/2022) kemarin, pukul 15.00 WIB.
Diketahui korban merupakan warga Dusun Igir-Igir RT 04 RW 05 Desa Darungan Kecamatan Yosowilangun.
Dijelaskan kronologi kejadian tenggelamnya bocah tersebut, berawal dari satu keluarga yang terdiri dari kedua orangtua, korban dan kakaknya, pergi berwisata ke pantai Mbah Drajit di Desa Wotgalih untuk merayakan hari raya ke 8 Idulfitri 1443H.
Setelah puas bermain air di pantai, kemudian Rofiki bersama kedua orangtuanya dan adiknya membilas diri atau membersihkan diri di aliran sungai Gedang Klutuk atau Pancer yang berada di selatan tiket masuk pintu wisata pantai Mbah Drajit.
Setelah bapak dan ibunya selesai membersihkan diri, kemudian memutuskan untuk naik dari sungai, sementara Rofiki dan adiknya tetap mandi di sungai.
Naas, ketika hendak naik, Rofiki terpeleset dan terbawa arus aliran sungai Gedang Klutuk, melihat Rofiki (kakaknya) tenggelam, adiknya segera memanggil bapaknya dan berusaha mencari namun kesulitan untuk menemukan.
Salah satu warga melaporkan kejadian ini kepada panitia wisata dan meneruskan kepada Tim BPBD Kabupaten Lumajang dan yang sedang melakukan pengamanan pantai Mbah Drajit Desa Wotgalih.
Dalam pencarian terhadap korban oleh Tim BPBD Kabupaten Lumajang bersama warga sekitar, pada pukul 16.00 WIB, korban berhasil ditemukan. Korban ditemukan 50 meter ketimur di dasar sungai dari lokasi jatuhnya korban.
Setelah berhasil dievakuasi oleh TRC BPBD dan tim gabungan, kemudian korban dibawa ke pos kesehatan panitia wisata dan dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.
Kemudian korban dibawa kerumah duka di Dusun Igir-Igir Desa Darungan Kecamatan Yosowilangun menggunakan ambulan Puskesmas Yosowilangun untuk dimakamkan oleh keluarga.
Keluarga menolak dilakukan visum luar karena menyadari kejadian ini adalah murni kelalaian dari pihak keluarga.
Pengamanan pantai sudah dilakukan maksimal oleh Panitia wisata mbah Drajit dengan melibatkan TNI, Polri, BPBD, SKD serta potensi lainnya.