Alert! Rakyat Makin Takut Sampaikan Pendapat

Penulis:   Yon Bayu Wahyono | Editor:  Yon Bayu Wahyono
oleh
Ilustrasi pembungkaman kebebasan. Foto: Shutterstock.com

JAKARTA, Metasatu.com – Makin sumpitnya ruang untuk mengekspresikan pendapat tanpa dibully buzzer dan ancaman pemidanaan tercermin dari hsil survei Indikator Politik Indonesia. Setidaknya ada 62,9 persen masyarakat yanag merasa semakin takut dalam mengeluarkan pendapat.

“Kita temukan bahwa 62,9 persen responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa masyarakat saat ini semakin takut dalam mengeluarkan pendapat,” ujar peneliti Indikator Politik Indonesia Kennedy Muslim, melalui akun YouTube Indonesia Lawyer Club yang diunggah Jumat (8/4/2022) malam.

Survei dilakukan pada 11-21 Februari 2022 terhadap 1.200 responden dengan metode stratified random sampling dan margin of eror sekitar 2,9 persen.

Salah satu yang ditanyakan adalah soal apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan bahwa saat ini masyarakat semakin takut mengeluarkan pendapat.

Menurut Kennedy, ada tiga variabel yang diteliti dan dianalisis lebih jauh. Pertama, menjelaskan terkait dengan latar belakang sosio demografi dan juga akses kepada media. Dari sisi usia, ditemukan adanya pembelahan antara yang berusia di bawah 40 tahun dan di atas 40 tahun.

Yang di bawah 40 tahun yaitu generasi yang besar di era demokrasi, sesudah masa post otoritarian orde baru, cenderung lebih setuju terhadap pendapat bahwa masyarakat semakin takut berbicara.

“Menariknya responden yang di bawah 40 tahun lebih tinggi angkanya, sedang generasi tua yang mungkin tumbuh besar di era otoritarian orde baru justru lebih kecil,” tutur Kennedy.

Variabel kedua adalah basis partisan. Basis pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memiliki gap 10 persen dari mereka yang setuju bahwa masyarakat semakin takut berpendapat yakni 65 persen

Sementara di basis pendukung Jokowi pun masih mayoritas begitu yaitu 55 persen.

Variabel ketiga adalah akses terhadap sosial media. Indikator Politik Indonesia menemukan bahwa responden yang lebih sering mengikuti berita sosial politik melalui media sosial dan televisi juga menyatakan masyarakat cenderung semakin takut dalam berpendapat.

“Mengapa orang semakin takut? kita tidak ada penjelasan detailnya karena kita tidak menanyakan itu,” ujar Kennedy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *